SIARAN.ID – Tak sangka di tengah keramaian hiruk pikuk kota, serta perkembangan teknologi dan transportasi yang sudah maju di Tangerang, Banten, masih terdapat moda transportasi tradisional yang bertahan hingga saat ini.
Adalah Eretan namanya. Sebuah perahu bertenagakan manusia kala beroperasi mengangkut aktivitas warga yang menyeberang Sungai Cisadane. Eretan dinilai sangat membantu masyarakat, karena mampu memberi akses efektif antara Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang dengan Kampung Kelor Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang yang dibelah Sungai Cisadane.
“Dari Selat Pajang ke Kampung Kelor, gini- gini aja bolak balik,” ujar Mukir, salah-seorang penarik eretan kepada siaran.id lokasi, Kamis (8/6) sore.
Diceritakan Mukir, eretan sudah ada sejak tahun 1995 dan mampu mengangkut maksimal 20 unit sepeda motor. Biasanya waktu yang paling banyak penumpang eretan ketika pagi dan sore hari, saat masyarakat berangkat serta pulang kerja.
“Dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang, dari jam 12 siang sampai jam 6 sore, dari jam 6 sore sampai jam 12 malam, dari jam 12 malam hingga pagi. Jadi eretan ini selalu sedia 24 jam,” ucapnya.
Mukir pun menjelaskan jika pekerjaanya ini dilakukan oleh empat orang. Satu orang menjaga pintu masuk, satu orang meminta ongkos ke penumpang, serta dua orangnya lagi bertugas menarik tali sling. Selain itu, pekerjaan ini dilakukan secara empat shift.
“Untuk pengamanan keselamatan lengkap sudah disediakan oleh bos. Kalau kecelakaan entah kegencet slingnya udah tersedia obat-obatan, karena rawan juga kan, kita sih bukannya pingin musibah cuman kadang- kadang ada aja, makanya kita siapin semua,” tandasnya.
Tarif jasa perahu eretan pun terbilang cukup murah. Dengan merogoh kocek dua ribu rupiah untuk pengendara sepeda motor tunggal, namun tarif akan berbeda saat pengendara motor membawa satu penumpang yaitu tiga ribu rupiah untuk sekali penyeberangan.
Sementara salah-seorang pengguna jasa perahu eretan, Elsandra mengatakan alasannya menggunakan jasa perahu eretan karena mempersingkat waktu dan lebih dekat dibandingkan lewat jalur utama.
“Dengan naik eretan ini kan sangat efisien, karena selain lebih dekat jarak juga hemat waktu kala menempuh perjalanan. Coba kalo kita lewat jalan darat lalulintas kadang suka macet,” aku Elsandra. (FA/AR)