Berita  

Warung Kuliner Ekstrim di Pasar Lama ini Ramai Tiap Malam

Warung Tenda Dua Cobra, Kota Tangerang ini tak pernah sepi akan pengunjung terutama di malam hari (Foto: Fahra)

SIARAN.ID –  Pasar Lama bisa dikatakan terkenal akan pusat wisata kuliner yang ramai dikunjungi orang. Terlebih pada malam hari, sebuah pasar yang berada di Jalan Kisamaun, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten ini bernuansa pemandangan yang banyak berjejer ratusan gerobak dengan berbagai macam dagangan kuliner. Bahkan ada juga kulineran yang terbilang cukup ekstrim namanya di sini.

Sebut saja warung ‘Tenda Dua Cobra’, misalnya. Sebuah warung bermodalkan gerobak dorong yang membentuk tenda kecil ini menyediakan berbagai pilihan olahan hewan liar seperti ular kobra dan biawak. Namun meski terbilang menyeramkan ketika kita mendengar adanya kuliner ekstrim tersebut, ternyata keberadaannya malah membawa dampak manfaat baik sekali terutama untuk kesehatan.

“Waktu itu aku sempat salah pake obat jerawat akhirnya malah jerawatan. Terus aku coba olesin pakai  salep ini dan  minum darah ular nya juga. Akhirnya sembuh deh,” ungkap Kartika kepada siaran.id, di lokasi warung Tenda Dua Cobra, Senin (29/05) malam.

Lebih jauh Kartika pun mengatakan jika dirinya telah mengonsumsi sate kobra sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, dan kini masih percaya bahwa kuliner hewan ganas tersebut bisa mengatasi penyakit yang dialaminya.

Angga, salah-seorang pekerja warung Tenda Dua Cobra mengaku pengunjung selalu ramai terutama di malam hari.

“Disini ada sate ular, sate biawak ada goreng krispy ular dan biawak,  sop daging ular dan biawak. Ada juga empedu, darah ular, abon bahkan salep,” terangnya.

Angga menambahkan, warung kaki lima yang menjual daging ular dan biawak berdiri sejak 2001 lalu, dan milik bossnya bernama Aat yang sebelumnya berprofesi sebagai tukang jagal ular dan biawak di daerah Mangga Besar Jakarta.

“Karena ingin mengembangkan potensinya di bidang memasak, pak Aat mencoba mengolah daging ular dan daging biawak. Tak disangka, hasil masak olahan daging kobra dan sanca tidak menghasilkan efek racun, ternyata enak dan dicoba dipasarkan hingga kini,” cerita Angga.

Berbagai olahan ular dan biawak ini memang dipercaya sebagai obat penyakit kulit. Angga sendiri mengklaim hal itu benar adanya.

“Manfaat dari sate ular umumnya untuk obat gatal-gatal, bekas jerawat. Kalau biawak untuk diabetes atau biduran. Kalau darah, sum-sum dan empedu kebanyakan untuk fresh. Biasanya lebih ke penyakit yang parah seperti diabetes, sesak nafas bahkan  penyumbatan darah. Umumnya sih  untuk berbagai macam penyakit kulit,” jelasnya

Soal rasa, masakan daging ular memiliki tekstur dan rasa seperti daging ayam. Sedangkan masakan  daging biawak memiliki tekstur dan rasa seperti daging kambing. Angga menjelaskan  jika proses pemotongan ular tidak dilakukan di warungnya. Di tempat berjualan nya tersebut juga tidak menampilkan kandang ular maupun biawak. Hal tersebut dikarenakan banyak konsumen  hilang selera makan setelah melihat hewanya secara hidup- hidup.

Bertahannya pedagang sate reptil itu dikarenakan tidak memiliki pesaing yang banyak seperti sate kambing, sapi, dan ayam. Dan, untuk menikmati sajian di sini perlu merogoh kocek sebesar Rp 25 ribu untuk seporsi menu abon, sate serta goreng krispy, sementara satu porsi sup Rp. 20 ribu, dan harga salep hanya Rp. 20 ribu saja. Warung ini buka setiap hari mulai pukul 16.00 hingga 23.00 WIB. (FA/AR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *