PURWOREJO — Bagi para pemudik buah tangan adalah hal yang wajib dibawa saat akan kembali ke kota. Buah tangan tersebut bisa berupa makanan khas daerah, souvernir atau cinderamata. Salah satu jajanan populer khas Purworejo yang sangat diminati oleh pemudik sebagai buah tangan adalah geblek.
Makanan ringan yang terbuat dari bahan dasar tepung tapioka dan bumbu bawang yang digoreng gurih ini memiliki bentuk seperti angka delapan dan berwarna putih bersih. Omzet penjualan geblek ini juga meningkat saat lebaran Idul Fitri tiba.
“Yang pasti naik, biasanya hanya Rp. 500.000 tapi saat lebaran bisa mencapai Rp. 1.000.000. Karena harga bahan juga naik jadi harga juga jual geblek nya ikut naik,” ujar Samiri (36), salah-seorang pengusaha geblek saat ditemui siaran.id di tempat kediamannya, Desa Pangen Juru Tengah, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, Minggu, (30/4) siang.
Cara mengolah geblek terbilang sangat mudah. Setelah membeli geblek kita hanya perlu menggorengnya dengan minyak goreng yang panas selama beberapa menit hingga warnanya berubah menjadi sedikit kecokelatan. Dan geblek lebih nikmat disantap saat masih panas dan disiram dengan bumbu kacang.
Fitri, salah-seorang penikmat geblek mengaku sangat menyukai jajanan ini karena memiliki rasa yang khas dan sangat cocok untuk menjadi buah tangan bagi teman-temannya yang tinggal di kota. Oleh karena itu Fitri di saat mudik lebaran Idul Fitri 1444 Hijriyah ini akan menjadikan geblek sebagai buah tangan sebagai oleh-oleh saat balik ke kota.
“Geblek jadi oleh-oleh karena menjadi ciri khas dari Kabupaten Purworejo, tempat kelahiran saya, dan sudah ada sejak lama bila tidak membawa geblek rasanya ada yang kurang untuk buah tangan,” ungkap Fitri di Purworejo baru-baru ini.
Walaupun sering disamakan dengan cireng, tentu saja keduanya memiliki perbedaan bentuk dan ukuran. Geblek memiliki tekstur yang lebih kenyal ketika dikunyah. (RS/AR)