SIARAN.ID, TANGERANG – Kemarau panjang sangat berdampak bagi aktivitas pertanian di Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang, Banten. Para petani mengeluhkan sulitnya dalam mendapatkan air, dan terpaksa harus menyedot air dari sumur demi mengairi puluhan hektar perkebunannya.
Sri (40), seorang petani sayur saat ditemui siaran.di di lahan perkebunannya baru-baru ini mengaku kewalahan menghadapi musim kemarau.
“Kalau musim kemarau begini ya kita terpaksa sedot air. Ngebor bawah setelah itu pake bensin atau gas buat pompa airnya supaya airnya keluar dari selang. Sebenarnya boros sedot air karena bisa abis Rp. 50 ribu buat sehari,” keluhnya di lahan perkebunan.
Sri mengatakan kebun sayur yang diolahnya masih bisa diandalkan menggunakan pemasokan air dari mesin pompa. Namun untuk menanam padi harus menunggu hujan. Beberapa lahan padi pun tandus akibat tidak cukupnya pasokan air.
“Kalau padi gini kita nunggu hujan, soalnya kalau mengandalkan pompa air enggak bisa, karena harus setiap saat disiram air,” katanya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh petani lainnya. Heri (45) mengungkapkan dengan adanya musim kemarau ini berdampak pada pasokan air bagi kebun timunnya. Untuk meminimalisir gagal panen, Heri akhirnya membuat pompa air. Kemudian para petani sayur tersebut mengaku tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah bagi perkebunannya Dan berharap pemerintah lebih memberikan perhatian serta dukungan penuh kepada para petani.
Sementara itu penyuluh pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Sahri, saat dikonfirmasi melalui jaringan telepon seluler, Senin (30/10), menjelaskan DPKP Kabupaten Tangerang dalam menghadapi musim EL NINO berupaya memberikan bantuan untuk para petani. Seperti mendistribusikan bantuan benih dan pupuk, pemberian pompa air untuk menanggulangi kekurangan air serta memobilisasi mesin pompa air pada kondisi-kondisi lahan yang tersedia sumber air. Namun, bantuan tersebut akan diberikan kepada petani yang telah terdaftar menjadi kelompok tani. (FA/AR)